“Kegiatan itu sendiri kata Saifullah sebetulnya hanya diperuntukan bagi club lari Bina Marga dan Tata Ruang Sulawesi Tengah namun dalam pelaksanaannya ternyata juga ikut dimeriahkan sejumlah komunitas lari dari Kota Palu maupun yang ada di Kota Poso”
PALU NP – Lomba lari half marathon Poso – Toyado yang digelar Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi bekerja sama dengan Dinas PUPR Kabupaten Poso yang dihelat pada Sabtu (25/1) minggu lalu berakhir tragis.
Kabarnya salah satu pemenang lomba dari kelas usia SD bernama Asmarani Dongku murid SD kelas VI warga Desa Pandiri ,Kecamatan Lage Kabupaten Poso yang berhasil memperoleh juara I tidak diberikan hadiah sesuai yang diharapkannya.
Peristiwa pilu yang kemudian menjadi viral di media sosial itu tak urung membuat Kepala Dinas PU Provinsi, Ir. Saifullah Djafar angkat bicara. Kepada Nuansa Pos yang menghubungi dijelaskannya bahwa pelaksanaan Poso-Toyado Half Marathon tersebut merupakan kegiatan syukuran atas selesainya pekerjaan Peningkatan Jalan yang telah berhasil dibangunkan pemerintah tepatnya antara Kelurahan Lawanga – Toyado Kabupaten Poso.
Kegiatan seperti itu kata Saifullah merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap selesainya pekerjaan peningkatan jalan, yang dilaksanakan oleh Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah.
Kegiatan itu sendiri kata Saifullah sebetulnya hanya diperuntukan bagi club lari Bina Marga dan Tata Ruang Sulawesi Tengah namun dalam pelaksanaannya kegiatan itu ternyata juga ikut dimeriahkan oleh sejumlah komunitas lari baik dari Kota Palu maupun yang ada di Kota Poso.
“Jadi kegiatan yang dilaksanakan sebenarnya bukan kegiatan yang dilombakan dan tidak di sediakan hadiah selain medali sebagai simbol pernah mengikuti acara bagi seluruh peserta yang mencapai garis finish,” jelasnya.
Tata cara pendaftaran lari half marathon itu di daftar secara kolektif mengatasnamakan nama club dan tanpa membayar biaya pendaftaran.
“Pada acara Poso – Toyado Half Marathon kondisinya juga seperti itu.Di ikuti oleh komunitas lari, tanpa hadiah (tetapi disiapkan medali), tanpa biaya pendaftaran, dan kondisi ini sudah diketahui oleh semua club lari yang akan ikut serta pada acara tersebut,” ujarnya.
Terkait kasus anak SD yang kemudian viral tersebut katanya setelah di telusuri ternyata masuk melalui komunitas PUPR Poso Runner, dan pihak komunitas PUPR Poso Runner sendiri katanya sudah menjelaskan bahwa kegiatan tersebut tidak di siapkan hadiah karena tidak termasuk pada kegiatan yang di lombakan.
“Berdasarkan data urutan-urutan peserta yang mencapai finish anak tersebut bukan masuk pada urutan (juara) 1 tetapi pada urutan 19,” pungkasnya (NP05)