Sigi,Nuansapos.com-Proyek pengembangan peternakan di kawasan lahan perkebunan universitas tadulako (Untad) di Sibalaya Selatan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah mulai punah.Dari 60 ekor sapi bantuan kementerian Desa tersisa 6 ekor sapi. Proyek pengembang biakan ternak sapi yang dikelola Untad itu diduga gagal.
Sekitar tahun 2019 lalu Kementerian Desa mengucurkan dana bantuan pengembang biakan peternakan sapi di fakultas peternakan dan perikanan universitas tadulako (Untad).Bantuan itu nilainya mencapai Rp, 1 miliyar (M). Lalu bagaimana perkembangan pengembang biakan peternakan sapi itu sekarang?
Diduga tidak ada hasil yang maksimal. Bahkan diduga sapi-sapinya telah punah semua.
“Jika harga sapi rata-rata Rp, 10 juta perekor, maka ada sekitar 100 ekor sapi yang diternak untuk pengembang biakannya,”kata sumber deadline-news.com Rabu (31/5-2023) di Palu.
Menurut sumber itu pengembang biakan peternakan sapi itu di tempatkan di Sibalaya selatan Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Kata sumber itu adalah Prof Burhanudin Sundu Dekan Fakultas peternakan dan perikanan yang menerima bantuan ketika itu yang sekarang kepala lembaga penjaminan mutu Untad.
“Menariknya lahan perkebunan dan peternakan untad di Sibalaya Selatan itu dikuasai secara pribadi oleh oknum pejabat Untad,”jelas sumber lagi.
Masih menurut sumber lahan itu diduga sudah dijadikan peternakan ayam dengan kepemilikan pribadi.
Salah seorang penjaga di lahan pengembang biakan lahan tersebut yang dikondirmasi Senin (19/6-2023), membenarkannya jika sapi dari 60 ekor tersisa 6 ekor lagi.
“Benar pak tinggal 6 ekor dari 60 ekor sebelumnya,”aku penjaga itu yang ditemui deadline-news.com group detaknews.id.
Menurut sumber itu sapinya banyak mati akibat pakannya kurang. Apalagi sudah tidak ada anggaran untuk biaya pemeliharaannya.
Sebelum Prof Burhanudin Sundu mantan Dekan Fakultas peternakan dan perikanan Untad yang dikonfirmasi mengatakan bukan dalam bentuk ternak, tetapi dalam bentuk dana penelitian dan pengembangan inovasi.
“Dana ini setiap tahun disediakan dan di kompetisikan proposal kita untuk menentukan siapa yang layak,”tulis Prof Burhanuddin menjawab konfirmasi wartawan.
Menurutnya penggunaannya sudah dipertanggung jawabkan tahun 2019 dan tim monev telah datang saat itu sebanyak 2 kali.
“Penggunaanya untuk pembukaan lahan, Pengembangan dan pembuatan kandang Sapi, pembuatan sumur bor, pengolagan lahan, gaji sebanyak 6 orang pembantu peneliti dan pakan ternak serta biaya pelaporan dan beberapa kunjungan ke jakarta…..Demikian salam,”jelas Burhanuddin.
Sementara itu sumber lain menyebutkan pihak Kejaksaan Tinggi Sulteng melalui asisten intelijen sedang melakukan penyelidikan atas dugaan korupsi pada proyek pengembang biakan ternak milik untad di Sigi itu. NP/DNs