Asmarani Bocah SD Juara Lari 21 KM yang Nangis Tak Diberi Hadiah Disantuni Rp 10 Juta oleh Waketum Nasdem Jakarta

0
1726

 


PALU NP Sebuah kabar gembira buat Asmarani Ndoku Pelari Half Marathon 21 KM tanpa hadiah asal Desa Pandiri, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah akan mendapat santunan dari Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali senilai Rp 10.000.000.

Menurut Ketua Fraksi Partai Nasdem yang juga adalah Sekretaris Pansus I DPRD Kabupaten Poso, DR.Coni Modjanggo,  pemberian hadiah itu merupakan rasa keprihatinan Mat Ali atas nasib yang dialami Asmarani dimana dia  setelah berhasil mencapai garis finish dan menjuarai lomba tersebut hanya bisa menangis karena tidak di beri hadiah.

“Katanya ada hadiahnya ternyata tidak ada,” isak Asmarani setelah mengetahui jika perlombaan itu tidak  ada hadiahnya.

Selain untuk menghapus air mata dan kesedihan siswa Kelas VI SDN Pandiri berparas manis ini, uang sebesar itu juga dimaksudkan Mat Ali sebagai pendorong atau spirit bagi Asmarani untuk terus berkarya dan tidak patah semangat terhadap peristiwa yang baru saja dialaminya.

“Usahakan cari anak itu, kasikan hadiah dari saya Rp 10 juta. Bilang salam saya dan jangan patah semangat,” ungkap Mat Ali lewat WhatsAap yang dikirimkannya ke ruang pesan Coni Modjanggo Kamis (30/1) sekitar pukul 12.00 Wita kemarin.

Sebelumnya  Kepala Dinas PU Mina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah, Ir. Saifullah kepada Nuansa Pos yang menghubunginya mengatakan pelaksanaan Poso-Toyado Half Marathon yang diikuti oleh Asmarani itu  merupakan kegiatan syukuran atas selesainya pekerjaan Peningkatan Jalan yang telah berhasil dibangunkan pemerintah provinsi tepatnya antara Kelurahan Lawanga  – Toyado Kabupaten Poso.

Kegiatan seperti itu kata Saifullah  merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada setiap selesainya pekerjaan peningkatan jalan, yang dilaksanakan oleh Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tengah yang sebetulnya hanya diperuntukan bagi club lari PU Bina Marga dan Tata Ruang Sulawesi Tengah namun dalam pelaksanaannya  ternyata juga ikut dimeriahkan oleh sejumlah komunitas  lari baik dari Kota Palu maupun yang ada di Kota Poso.

“Jadi kegiatan yang dilaksanakan sebenarnya bukan kegiatan yang dilombakan dan tidak di sediakan hadiah selain medali sebagai simbol pernah mengikuti acara bagi seluruh peserta yang mencapai garis finish,” jelasnya.

Tata cara pendaftaran lari half marathon itu di daftar secara kolektif mengatasnamakan nama club dan tanpa membayar biaya pendaftaran.

“Pada acara Poso – Toyado Half Marathon kondisinya juga seperti itu.Di ikuti oleh komunitas lari, tanpa hadiah (tetapi disiapkan medali), tanpa biaya pendaftaran, dan kondisi ini sudah diketahui oleh semua club lari yang akan ikut serta pada acara tersebut,” ujarnya.

Terkait kasus Asmarani yang kemudian viral tersebut katanya setelah di telusuri ternyata masuk melalui komunitas PUPR Poso Runner, dan pihak komunitas PUPR Poso Runner sendiri katanya sudah menjelaskan bahwa kegiatan tersebut tidak di siapkan hadiah karena tidak termasuk pada kegiatan yang di lombakan.

“Berdasarkan data urutan-urutan peserta yang mencapai finish anak tersebut bukan masuk pada urutan (juara) 1  tetapi pada urutan 17,” pungkasnya (NP05)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here