STOP PRESS !!!
PALU NP – Kabar simpang siur yang menyebutkan Bupati Morowali Utara, Ir. Atripel Tumimor, MT meninggal karena virus covid-19 ternyata tidak benar.
Dari rilis berita Metrosulteng diperoleh kabar, meninggalnya almarhum Atripel disebabkan oleh penimbunan cairan yang terjadi dalam paru-parunya.
Berikut Kronologis tentang sakit yang diderita Almarhum sebelumnya:
Kabar duka menyelimuti bumi Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor meninggal dunia, Kamis (2/4) pukul 22.30 Wita di Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo Makassar, Sulawesi Selatan.
Kabar duka ini pertama kali disampaikan adik Bupati Vivin Tumimomor dari Makassar.
Dalam akun Facebooknya, Vivin menyampaikan kabar tersebut.
” Selamat jalan kakakku, engkau sudah tidak merasakan sakit lagi”
Sebelum wafat, Aptripel mengalami gejala sakit pada Rabu (1/4) kemudian dilarikan ke RSUD Kolonodale, setelah itu barulah dirujuk ke Makassar.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Morowali Utara, dr Daniel Winarto dalam konfrensi Persnya sehari sebelum meninggalnya orang nomor satu di Morut itu mengatakan.
Pada Selasa 31 Maret 2020 saat almarhum mulai merasakan sakit sempat dibawa ke RSUD Kolonodale.
Menurut Daniel, dia pulalah yang mengambil tindakan medis, melakukan pemeriksaan dan Rapid Test guna memastikan kalau-kalau beliau terjangkit covid-19. Namun hasilnya kata Daniel ternyata Negatif.
Hasil diagnosa yang dilakukan Daniel ternyata dalam paru-paru almarhum terdapat cairan yang kemudian oleh Daniel langsung menyarankan agar segera di rawat inap di RSUD Kolonodale.
Namun saran Daniel oleh Bupati ditolak dan meminta agar dia di rawat di rumahnya saja, sambil menunggu perkembangan kesehatannya.
“Sementara tindakan yang diambil hingga pukul 20.00 Wita tetap kita therapy, berikan obat dan dibantu dengan oxigen,” katanya.
Keesokan harinya Rabu 1 April 2020 pukul 06.30 Wita dr. Daniel kembali ke Rujab dan melakukan pemantaun perkembangan kondisi Bupati.
Setelah diperiksa, ternyata cairan dalam paru-parunya bertambah, sehingga diputuskan agar Bupati dirawat inap di RSUD Kolonodale tepatnya di ruang ICU untuk pemeriksaan yang lebih intensif dan melakukan diagnosis klinis, ronsen dan pemeriksaan darah.
Hasilnya banyak cairan di paru-paru kiri dan kanan hingga 3/4 lapang paru-paru atau uden paru akut dengan 2 kemungkinan, karena jantung atau mungkin karena infeksi. Sementara untuk fungsi darah baik, fungsi ginjal juga baik dan lain-lainnya juga stabil.
Tak hanya sampai disini, dr.Daniel juga mengatakan, pada Rabu (1/04/2020) selama pemantauan kondisi kesehatannya mulai pukul 08.00 hingga pukul 11.00 wita diputuskan dengan berkonsultasi dengan pihak menajemen RSUD Kolonodale, Pemda bersama pihak keluarga untuk dirujuk ke Makassar.
“Dan hari itu juga sekitar pukul 16.00 Wita, Bupati diberangkatkan ke Makassar menggunakan fasilitas ambulance rumah sakit didampingi isteri dan anak-anaknya.
Sementara Kadis Kesehatan Morowali Utara, Delnan Lauende mengatakan informasi yang diterimanya Kamis (2/4) dini hari sekira Pukul 05.00 pada 2 April 2020 mencatat Bupati tiba di RS.Siloam Makassar namun tak berapa lama kemudian kembali dirujuk ke RS.Wahidin Makassar.
Masih menurut Delnan sejak meninggalkan Kolonodale kondisi Bupati masih stabil hingga bahkan dalam perjalanan hingga ke Mangkutana Bupati kabarnya malah duduk di dalam ambulance.
Perjalanan Bupati ke Makassar itu sendiri tambah Delnan mengambil rute Kolonodale-Pendolo-Mangkutana-Palopo selanjutnya menuju Makassar.
Bupati Morowali Utara itu sendiri meninggal pada Kamis tanggal 3 April 2020 di Rumah Sakit Wahidin Makassar sekitar pukul 22.30 Wita.
Sementara jenazahnya masih ditempatkan di ruang jenazah rumah sakit tersebut seraya menunggu kepastian dari pihak keluarga apakah akan dimakamkan di Makassar (tempat asal isterinya) atau dibawa pulang ke Morowali Utara (METROSULTENG/NP05)