PARIGI MOUTONG NP – Banyak kekerasan terhadap perempuan dan anak di Parigi Moutong, namun korban sebagian takut melaporkan. Hal itu disampaikan Bupati Parigi Moutong pada kegiatan Pelantikan pengurus Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan Dan Anak (P2TP2A) dan Pelantikan Ketua TP- PKK Kecamatan serta Pengukuhan Bunda PAUD Kecamatan dirangkaikan dengan Penandatanganan MoU mitra kerja P2TP2A Kabupaten Parigi Moutong, bertempat di latai II Kantor Bupati Parimo, Selasa (16/7/19).
Menurut Samsurizal, saat ini dengan kemajuan Teknologi sangat berdampak pada generasi muda. Salah menggunakan tehnologi akhirnya banyak yang melakukan tindak kriminal seperti pemerkosaan, kekerasan fisik dan psikis terhadap perempuan dan anak.
“Saya tanya Pak Kajari, katanya kasus yang banyak ditangani mereka adalah kasus pemerkosaan anak dibawah umur dan kasus kekerasan fisik,”ungkapnya.
“Menurut Kajari, ada kasus yang mereka tangani kejadiannya di Parigi bahwa ada Bayi yang baru berusia 4 bulan diperkosa, dan anehnya lagi Nenek usia 87 tahun diperkosa. mau jadi apa Negeri ini,”Tambahnya.
Terhadap kasus tersebut, Bupati Samsurizal minta seluruh pengurus P2TP2A dan pemangku kepentingan untuk serius bekerja dalam menangani kasus kekerasan terhadap korban perempuan dan anak serta tidak memberikan toleransi kepada korban kejahatan.
“Saya berharap kegiatan Pelantikan ini jangan hanya seremonial, tetapi yang terpenting pelaksanaan program kerjanya untuk serius melakukan penaganan kekerasan,”ujarnya.
Samsurizal mengatakan, P2TP2A Kabupaten, Pengurus PKK Kecamatan dan Bunda PAUD Kecamatan agar bersinergi melakukan program kerja sampai ketingkat Desa dan Kelurahan. Karena menurutnya jika satu sama lain saling bersinergi dan berkoordinasi maka tidak akan susah melakukan suatu pekerjaan.
“Sebenarnya tidak susah bekerja jika kita saling koordinasi, di Desa ada Dasawisma yang bisa bergerak melakukan 10 program kegiatan PKK tentu juga dibantu oleh Pemerintah Desa dan Kecamatan,”ungkapnya. (NP2/RIS)