Konstruksi Bangunan Palu Harus Tahan Gempa

0
615

PALU, NP – Aktivitas kegempaan di Sulawesi Tengah khususnya di kota Palu sangat tinggi yang dikarenakan kota Palu dilalui sesar aktif Palu koro sehingga gempa baik getaran kecil maupun besar sangat lazim terjadi sepanjang tahun.
Salah satu upaya untuk meminimalisir fatalitas gempa adalah dengan mempersiapkan arsitektur bangunan tahan gempa yang kokoh secara konstruksi, nyaman bagi penghuninya dan memenuhi sanitasi serta estetika bangunan.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Sulawesi Tengah yang diwakili Asisten Administrasi, Ekonomi dan Pembangunan Dr. Ir. Bunga Elim Somba, M.Sc pada acara Workshop Peta Sumber dan Potensi Gempa bertempat di salah satu hotel di Palu, Senin (19/8/2019).
Gubernur diwakili Asisten Bunga Elim Somba menyampaikan, dalam menyiapkan bangunan tahan gempa perlu dipastikan bahwa bangunan tersebut layak secara sanitasi, berestetika dan menggunakan bahan-bahan yang aman, tidak mencemari lingkungan dan berlabel SNI.
“Jangan sampai ada aspek yang sengaja dikurangi atau diabaikan,karena saya tegaskan bukan gempanya yang kita takuti tapi justru bangunannya jangan sampai runtuh dan memakan korban jiwa atau malah mempersulit kita keluar untuk menyelamatkan diri,” tegas Elim Somba.
Untuk itu, diharapkan kepada para peserta untuk mengikuti workshop dengan serius untuk membantu mensosialisasikan dan meluruskan ke masyarakat sebab walaupun banyak masyarakat yang memakai media sosial dan internet tapi kemampuannya untuk menyaring informasi masih rendah sehingga sering salah menafsirkan segala sesuatu tentang gempa.
Sebelumnya panitia pelaksana workshop penerapan peta sumber dan bahaya gempa Indonesia 2017 dan penerapan SNI bidang bahan, struktur dan konstruksi bangunan pada perencanaan struktur gedung Rian Wulan Dasriani ST MSC menyampaikan pentingnya kegiatan tersebut.
Menurutnya workshop yang berlangsung 19-21 Agustus 2019 yang digelar, dimaksudkan untuk menyampaikan standar, pedoman dan manual tentang teknologi bangunan beton tahan gempa terkini.
Workshop tersebut meliputi peta bangunan dan bahaya gempa bumi 2017, SNI 1726: 2012, tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, SNI 17 27 : 2013, beban minimum untuk perencanaan bangunan gedung dan struktur lain serta SNI 2847: 2013 dan persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.
Adapun peserta workshop terdiri dari perwakilan universitas, pemerintah daerah kota dan provinsi di Sulawesi Tengah, Praktisi dan Asosiasi yang terkait bidang bangunan gedung tahan gempa yang berjumlah 100 orang.
Bertindak sebagai narasumber dalam work shop, Ir. Lutfi Faisal dari Puslitbang Perkim, Prof. Dr. Ir. Masyur irsyam dari ITB, Ir Davy Sukamta IP-U dari Profesional Bidang Konstruksi serta Ir Steffie Tumilar M Eny dari HAKI.(NP)


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here