Kunker ke Morowali, Komisi V DPR RI Prihatin Daerah Industri Angka Kemiskinan Ekstrim Masih Tinggi

0
565

MOROWALI, Sulawesi Tengah- Komisi V DPR RI melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke kabupaten Morowali reses masa persidangan 1 tahun sidang 2023- 2024 dalam rangka peninjauan infrastruktur dan transportasi ke Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (04/10/2023).

Dalam rapat yang digelar di Rujab Bupati Morowali dengan menghadirkan Kementrian terkait yang diwakili para Dirjen serta sejumlah OPD Pemda Morowali terungkap bahwa angka kemiskinan ekstrim masih tinggi di kabupaten Morowali yang nota bene daerah pemasok Nikel terbesar dunia.


“Saya prihatin mendengar paparan Pak Pj Bupati Morowali angka kemiskinan masih tinggi sekitar 13 persen, padahal Morowali adalah daerah industri terhebat di dunia tapi hari ini yang saya dapat curhat dan keprihatinan apalagi kita masih membahas kemiskinan ekstrim,” ucap Mulyadi anggota DPR RI Komisi V kader partai Gerindra itu.

Pemilik nama lengkap Drs.H.Mulyadi, MMA, menuturkan bahwa beberapa waktu lalu Komisi V DPR RI melakukan kunjungan ke Wahjong salah satu kota di negara China, dimana mobil listrik, motor dan kendaraan lainnya bahan bakunya berasal dari Morowali.

Tapi ternyata Morowali tidak seperti yang dibayangkan, jalan nasional yang rusak, kemiskinan ekstrim, bandara yang masih butuh pengerjaan dan lainnya semua berbanding terbalik dengan kekayaan SDA yang dimiliki Morowali.

Olehnya, dia menyarankan kepada pemangku kebijakan agar duduk bersama dengan perusahaan yang ada untuk memikirkan agar masyarakat Morowali ikut sejahtera jangan hanya negara mereka saja yang sejahtera.

“Kekayaan yang Allah anugrah di Morowali ini betul-betul anugerah bukan musibah, kita jangan jadi objek penderitaan terus, berjuang Pak PJ Bupati, kalau bisa Pemda nya punya saham selaku pemilik daerah. Morowali harus jadi Singa dunia,” ujarnya disambut tepuk tangan dari seluruh peserta yang hadir.

Kemudian dilanjutkan penyampaian anggota DPR RI lainnya yakni Drs Anwar Hafid yang merupakan mantan Bupati Morowali 2 periode mengatakan bahwa waktu dulu dirinya Bupati Morowali, daerah ini dikenal dengan istilah 4 B yaitu Bangka Bengko Bongko dan baru tiba di Bungku.

Dimana kala itu dirinya begitu sangat sulit merintis Kabupaten Morowali ini bisa keluar dari 4 B yang artinya siapapun hendak ke Bungku ibu kota Morowali pasti merasa pusing dan tidak merasa nyaman karena kala itu lampu tidak ada, jalan rusak, penerbangan apalagi dan lain sebagainya.

Saat itu juga Nikel biasa-biasa saja tetapi saya paksakan perusahaan manapun asalkan mau bangun pabrik silahkan datang bangun pabrik di Morowali dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan karena angka kemiskinan waktu saya kala itu Bupati masih tinggi yakni 37 persen.

“Tetapi Alhamdulillah, 10 tahun saya jadi Bupati angka kemiskinan Morowali turun sekitar 13% lebih. Listrik sudah ada, begitu pun penerbangan, jalan saya bangun/aspal termasuk jalan nasional menggunakan dana APBD kendati mendapat pertentangan dari Kementrian PU dan BPK tapi demi rakyat saya beranikan. Jadi, Pak Pj Bupati Morowali kalau demi rakyat harus berani,” terang Anwar Hafid panjang lebar sembari mengenang getir pahit awal dirinya menjadikan Morowali bintang dunia.

Dalam pertemuan itu dihadiri langsung Andi Iwan Darmawan Aras SE, M.Si selaku ketua Komisi V DPR RI sekaligus memimpin jalanya rapat bersama anggota lainnya kurang lebih 10 Anleg DPR RI diantaranya, Roberth Rouw wakil ketua, Dra.Sri Rahayu, Hj. Novita Wijayanti, SE, MM, Drs. Mulyadi, MMA, dan Dr.H. Anwar Hafid, M.si dan anggota lainnya.

Pj Bupati Morowali Morowali dalam pertemuan itu didampingi, Wakil Ketua I DPRD Morowali Syarifudin Hafid, Kajari Morowali I Wayan Suardi, Kapolres Morowali AKBP Suprianto, Dandim 1311/Morowali Alzaki, serta sejumlah kepala OPD lainnya.

(PATAR JS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here