Serba salah jadinya bagi Wiwin, 35, warga Surabaya. Terlalu percaya mitos bahwa suami senang istri yang selalu “rapet”, Wiwin sering minum jamu sari rapet agar tambah hot.
Tapi yang terjadi, Gondo, 37, malah cari WIL yang lebih tua. Si WIL pun dilabrak. Tapi sononya malah galakan, “Kamu sih, onderdilmu kerapetan!” Bangunan rumahtangga akan selalu kokoh jika antara materil dan onderdil, atau bonggol dan benggol, berbanding lurus. Bila pincang salah satunya, dijamin akan goyah, dan salah-salah jadi ambruk sekalian. Tapi jangan pula salah paham. Memelihara onderdil tetap fit bukan berarti harus didukung dengan obat-obatan yang over dosis. Maunnya berbahagia malah jadi berbahaya.
Nasib seperti ini dialami oleh Wiwin, warga Surabaya. Sepertinya sia-sia belaka dia memberi pelayanan purna ranjang pada suaminya. Sebab pada akhirnya, ketika semua metode dan cara ditempuhnya, eh……Gondo suaminya malah jatuh ke perempuan lain, janda usia emak-emak, Ny. Katrin, 40.
Sejak kelahiran anak ketiganya, Wiwin memang semakin menjaga penampilannya, agar suami tak berpaling pada wanita lain. Sebab sudah menjadi karakter kebanyakan lelaki, selalu merasa rumput tetangga lebih hijau ketimbang rumput di rumah. Padahal aslinya, yang namannya rumput gajah maupun rumput kalanjana, rasanya sama saja, tak ada manisnya. Malah tak pernah ada ceritanya sapi atau kerbau terkena kencing manis, karena makannya rerumputan melulu.
Setelah bersalin 40 hari lamanya, Wiwin rajin minum jamu sari rapet di samping senam. Sebab disitulah “serangan fajar” kembali hadir. Awalnya sih Gondo selalu mengatakan, “Bagus, bagus, jangan takut-takut.” Persis Pak Tino Sidin mengajari gambar anak-anak di TVRI.
Pengertian Wiwin, suami puas dengan kiat yang dilakukan. Sejak itu Wiwin jadi makin rajin minum jamu sari rapet, termasuk juga senam. Tapi celakanya, makin ke sini Gondo justru jarang minta jatah. Kemesraaan itu mendak hilang. Padahal dulu, wooo…..seperti iklan Bodrexin sirup, “Minta lagi ayah!”
Wiwin mulai curiga, jangan-jangan suami punya WIL, atau malah kasmaran pada rumput tetangga sekitarnya. Tapi Gondo membantah semuanya. Dia beralasan sedang males saja karena kesibukan di kantor semakin tinggi..
Tentu saja Wiwin tak percaya, karena alasan suami dianggapnya sekedar retorika belaka. Diam-diam dia membentuk TPF independen, untuk memantau kegiatan suami di luar rumah. Hasilnya diperoleh info, Gondo memang punya WIL, namanya Katrin, alamatnya di sini dan usia sekian nomer teleponnnya sekian.
Tak tahan lagi Wiwin meredam emosinya. Dia langsung melabrak Katrin di rumahnya. Dan memang betul, Gondo ada di situ malah sedang tidur. Langsung saja Katrin dimaki-maki, tak ingat bahwa ini di rumah orang. “Oo dasar perempuan gatel. Kalau gatel ngomong, tinggal pilih mau Salep 88 apa Kalpanax?” hardik Wiwin garang sekali.
Bayangan Wiwin, Katrin akan mencium kakinnya sambil menangis minta maaf karena telah menjadi pelakor. Ternyata tidak Sodara-Sodara! Dia malah berkacak pinggang sambil menuding muka Wiwin. “Dasar perempuan tak bisa ngurus suami. Memangnya suamimu senang kau rajin senam dan minum sari rapet? Onderdilmu jadi terlalu rapet tahu!” Kontan Wiwin hanya bisa menggumam, “Haaaaa?”
Kebanyakan aksi, sih. Akhirnya malah bau terasi.