Zarni orang tua korban
Palu NP – Kasus pemukulan yang diduga dilakukan 2 oknum guru Na dan Hld terhadap siswa kelas 9 SMPN 10 Palu bernama Moh Anzari alias Bojes (15) berbuntut panjang dan berdampak terhadap ketidaknyamanan terhadap salah satu guru BP berinisial M yang mengajar disekolah tersebut.
M yang melihat langsung peristiwa penganiayaan terhadap korban oleh rekan-rekan sesama guru di sekolah itu dituding sebagai pelapor sehingga kasus itu akhirnya mencuat ke media massa.
Kondisi tak menyenangkan yang dialami M itu sendiri tak urung membuat Zarni Malewa Ibu kandung korban angkat bicara.
Menurut Zarni penganiayaan yang terjadi pada 4 September 2019 terhadap anaknya itu, diketahuinya bukan dari laporan siapa-siapa termasuk dari M melainkan diketahuinya langsung dari mulut anaknya sendiri.
“Pemukulan anak saya itu saya tau sendiri karena anak saya yang lapor. Jadi kalau ada yang bilang ada guru yang lapor ke saya, itu bohong,” jelasnya.
Disinggung soal kedatangan salah satu guru sekolah BP bernama Rangga yang juga ikut di sebut-sebut sebagai pelapornya. Menurut Zarni juga merupakan sebuah kekeliruan sebab Rangga kata Zarni datang bukan untuk melapor melainkan hanya menyampaikan undangan agar dia datang menghadiri pertemuan di sekolah tersebut.
”Waktu itu memang saya didatangi oleh Pak Rangga tapi hanya untuk undangan.Dan kedatangannya bukan setelah kejadian melainkan sehari sebelum pemukulan terjadi,” tegasnya.
Kasus kekerasan terhadap Bojes, siswa SMPN 10 itu sendiri saat ini sudah sampai pada tahap pelengkapan berkas.
Pihak Polres Palu tinggal menunggu surat sanggahan dari Dewan Kehormatan Guru kedua terduga pelaku.
”Menurut polisi kasus ini tinggal menunggu surat dari dewan kehormatan guru tapi kalaupun tidak ada sanggahannya kasus ini sudah akan dilanjutkan ke kejaksaan,” ungkap Zarni kepada Redaksi Nuansa Pos, Rabu (04/2) kemarin (NP05)