Konferensi ICT 2024 Dihadiri 300 Partisipan dari 71 Negara
Konferensi ICT tahun 2024 yang dihadiri 300 lebih partisipan dari 71 negara. (Foto: Dok. BPJS Kesehatan)
Luwuk.Nuansapos.com – Internasional Social Security Association (ISSA), Rabu (6/3), menggelar kegiatan The 17th ISSA International Conference On Information And Communication Technology In Social Security (ICT) tahun 2024 di Indonesia.
Kegiatan dilaksanakan selama tiga hari mulai 6-8 Maret 2024 itu, digelar di Nusa Dua, Bali.
Bekerja sama dengan BPJS Kesehatan yang merupakan penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia, kegiatan itu dihadiri kurang lebih 300 partisipan dari 71 negara.
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti, menuturkan, cukup banyak negara yang mempelajari bagaimana Indonesia mengelola program jaminan sosial, khususnya jaminan kesehatan dengan cakupan kepesertaan terbesar di dunia.
“Ekosistem digital yang dibangun dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), yang dikelola BPJS Kesehatan menjadi salah satu Best Practice pengelolaan jaminan sosial dunia,” ungkap Gufron.
Ia menjelaskan, ISSA merupakan organisasi internasional terkemuka di dunia yang beranggotakan institusi-institusi jaminan sosial, departemen/lembaga, pemerintah, dan institusi lain yang mengelola/menyelenggarakan satu atau beberapa bidang jaminan sosial.
“ISSA dibentuk pada tahun 1927 di bawah naungan International Labor Organization (ILO),” ucapnya.
Saat ini, ISSA memiliki kurang lebih 350 members institution kurang lebih dari 160 negara. Keanggotaan ISSA sambung Gufron, berasal dari beberapa continent/regional diantaranya Afrika, Amerika, Asia dan Pasifik, serta Eropa.
Konferensi ICT sendiri merupakan pertemuan triennial global gathering yang diselenggarakan oleh ISSA dan diikuti oleh anggota ISSA dari berbagai negara.
Dalam kesempatan tersebut President ISSA Mohammed Azman mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menciptakan dan memperkuat jaminan sosial di dunia yang makin gemilang dan inklusif.
“Perkembangan penggunaan teknologi informasi kini menjadi hal yang menjadi prioritas bagi pengelola jaminan sosial di dunia,” tuturnya.
Pemanfaatan teknologi memungkinkan organisasi jaminan sosial untuk meningkatkan kualitas layanan, dan membuat jaminan sosial lebih mudah diakses dan responsif, terutama melalui teknologi seluler, dan pendekatan yang semakin personal dan disesuaikan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Direksi dan Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Sekretaris Kabinet, dan Presiden dan Sekretaris Jenderal ISSA. (Yunai)