PALU NP – Mewabahnya isu Corona ternyata belum mampu menenggelamkan persoalan tentang tempat tinggal bagi korban bencana 28 September 2018 silam.
Masalah Hunian Tetap (Huntap) yang sedang dibangun oleh Yayasan Buddha Tzu Chi di Pombewe, Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi – Sulawesi Tengah masih menjadi isu hangat dan mendominasi permasalahan dan santer di bicarakan tidak hanya ditingkat akar rumput namun bahkan sudah sampai ke telinga pemerintah pusat.
Dari soal pembebasan lahan oleh PUPR hingga proses pembangunannya yang lamban bahkan hingga larinya para tukang dan pekerja yang tidak di bayar Yayasan termasuk penyiapan air bersih yang belum bisa direalisasikan. Merupakan inti masalah yang hingga kini belum dapat dituntaskan baik oleh Yayasan Buddha Tzu Chi maupun pihak PUPR di lokasi proyek tersebut.
Akan halnya pihak Buddha Tzu Chi karena merasa tidak mampu mengejar 500 unit dari 1.904 unit rumah yang ditargetkan PUPR, lewat Pengawas Lapangannya, Imron berdalil dan melempar tanggunjawabnya.
Menurut Imron, kelambanan itu disebabkan karena ketiadaan air yang bisa mereka gunakan dalam pembangunan tersebut. Sementara pihak PUPR justru bersitegas membantahnya.
Menurut Kepala Balai PUPR Sulteng, Ferdinand soal air memang sedang di upayakan dan untuk pemenuhannya pihak PUPR untuk sementara menyiapkannya lewat suplai mobil tanki yang saban hari keluar masuk mengantarnya ke lokasi yang dimaksud Imron tersebut.
Dibagian lain, Ferdinan juga membenarkan jika yayasan itu terkesantak mampu menyelesaikan targetnya.
“Untuk tahap awalnya kami berikan target bangun 500 unit tapi jangankan 500, 200 saja belum bisa mereka selesaikan.Soal air bersih kan ada terus mobil tanki yang antar kesana,” sergahnya kepada Nuansa Pos beberapa waktu lalu.
Sementara pantauan Nuansa Pos hingga hari ini Jumat (20/3), soal larinya tukang karena tidak di bayar Yayasan serta masalah air bersih merupakan 2 hal pokok yang mestinya segera dituntaskan di areal pembangunan Huntap di Pombewe itu (NP05)