Pembangunan Untad Tidak Semudah Membalikan Telapak Tangan

0
651

Kepala BP2W :”Membangun Untad butuh proses. Tidak seperti membalikan telapak tangan, satu kali teriak langsung jadi”

PALU NP – Pembangunan infrsatruktur Kota Palu, Sulawesi Tengah yang sempat hancur dihantam gempa, likuifaksi dan tsunami 2008 dan dianggap tidak bisa berjalan ternyata keliru.


Progres pembangunan pasca bencana di bekas Kota yang sempat “mati suri” ini bahkan boleh dikata terbilang lebih cepat dari yang dipikirkan sebelumnya.

Salah satunya terkait proses pembangunan sejumlah fasilitas dan gedung Universitas Tadulako (Untad) Palu yang ikut terdampak dan hancur dilanda bencana September 2008 lalu.

Sepintas lalu pembangunan di kompleks perkuliahan terbesar di Sulawesi Tengah itu memang terlihat tidak berjalan namun setelah ditelisik lebih jauh kedalam, progresnya ternyata ada dan masih terus berlanjut bahkan hingga hari ini Minggu (05/4).

Adapun progres-progres yang sudah dan sedang berjalan itu salah satunya adalah pembangunan Gedung Serbaguna Universitas Tadulako terdiri atas 10 unit bangunan yang saat ini sudah masuk dalam proses pelelangannya.

Terkait pembangunan infrastruktur di Untad tersebut, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah, Ferdinand Kana Lo kepada wartawan yang mengkonfirmasinya mengatakan.

Jenis-jenis kerusakan yang dialami Untad itu dibagi dalam 3 kategori yakni rusak ringan, sedang dan rusak berat.

Melihat pada kondisi dan kebutuhan yang ada pihaknya kata Ferdinand memutuskan untuk memprioritaskan pembangunan Gedung Serbagunanya terlebih dahulu, yang tentu saja tambah Ferdinand disesuaikan dengan jumlah anggaran yang ada.

“Membangun Untad butuh proses. Tidak seperti membalikan telapak tangan, satu kali teriak langsung jadi,” jelasnya.

Walaupun membutuhkan proses yang cukup rumit namun kata Ferdinand bukan berarti tidak bisa dilaksanakan sepanjang masih ada jalan keluar dan dukungan dari semua pihak.

“Harus ada uji forensiknya dulu apakah ini layak dibangun atau tidak, jangan sampai sudah dibangun datang gempa rubuh lagi tapi kalau di selesaikan sesuai tahapan dan mekanisme-mekanismenya pasti bisa,” ungkapnya.

Terkait kapasitas dan campur tangan Rektor Untad, Prof H Mahfudz MP  atas pembangunan Untad tersebut, menurut Ferdinand sangat terbatas.

Kata Ferdinand, Rektor hanya memiliki kewenangan untuk mengajukan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengatur apalagi sampai mengintervensi apa saja-saja yang harusnya dikerjakan terlebih dahulu.

“Kalau dari Rektor sendiri sebenarnya sudah cukup intens meminta namun kapasitasnya disini sangat terbatas. Beliau tidak memiliki kewenangan lebih apalagi sampai mengintervensi yang ini dan atau yang itu yang harus dibiayai atau di kerja terlebih dahulu,” tukasnya.

Sementara Kepala PPK PSPOP, Sera Suryana yang dikonfirmasi terkait mata anggaran pembangunan Untad tersebut mengatakan berasal dari Bank Dunia senilai Rp 288 M, yang angkanya tambah Sera Suryana masih saja bisa bertambah disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

“Penanggarannya menggunakan dana World Bank senilai  288 Milyar rupiah. Angka itu masih bisa bertambah, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada,” pungkasnya (NP05)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here