PALU NP – Meningkatnya angka kematian orang akibat Corona di tanah air ternyata tidak membuat semua warga masyarakat di Sulawesi Tengah semakin waspada.
Sosialisasi dari Satuan-satuan Tugas Covid-19 yang di bentuk di Kabupaten juga belum maksimal khususnya di 2 Kabupaten : Poso dan Morowali Utara.
Instruksi Presiden dan Kapolri masih dilanggar, terutama bagi mereka yang tinggal di wilayah-wilayah perdesaan yang jauh dari ibu kota pemerintahan.
Buktinya seperti yang terjadi baru-baru ini pada acara kematian di Desa Lanumor, Kecamatan Mori Atas, Kabupaten Morowali Utara pada 4 April 2020 akhir pekan kemarin.
Sejak disemayamkannya jenazah, masyarakat desa itu ironisnya malah berkumpul dan berdesak-desakan berusaha mengerubuti jenazah yang disimpan di peti terbuka sebelum dimakamkan .
Kapolsek Kecamatan Mori Atas, Ipda Agus Salim yang pada hari itu juga dikonfirmasi wartawan lewat telpon mengaku kaget dan berjanji akan mendatangi TKP pada keesokan harinya. “Astaga tidak ada pak penyampaiannya, memang ada penyampaian tapi untuk kegiatan besok. Jadi saya telpon ibu pendeta klasis rencananya untuk negur disana, sekalian sama-sama saya turun besok pagi”, ujarnya seperti yang dikutip dari BERITAMORUT.COM.
Kumpulan orang (keluarga) mengerubuti jenazah sebelum dimakamkan (Ft: BERITAMORUT.COM)
Selain di Morowali Utara, hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Poso. Penanganan Covid-19 di wilayah ini hanya dipusatkan di sejumlah pintu masuk antar perbatasan yang ada di jalan poros Trans Sulawesi saja.
Sementara pintu keluar masuk yang juga saban hari digunakan sebagai jalur lintas para pedagang dan masyarakat dari luar daerah di wilayah Kecamatan Lore Selatan dan Lore Barat lepas kontrol alias tidak digubris sama sekali.
Untuk penanganannya untuk sementara waktu terpaksa diambil alih oleh Pemangku Adat setempat dengan cara memasang baliho dan melakukan penjagaan di pintu perbatasan yang dimaksud.
Watu Baula Desa Badangkaia, Lore Selatan. Salah satu objek kunjungan wisata yang saat ini sudah ditutup atas inisiatif masyarakat adat setempat.
Selain penjagaan pintu masuk antar wilayah kabupaten dan provinsi yang belum maksimal standar penanganan orang berkumpul di wilayah ini juga ikut terabaikan.
Buktinya seperti pada acara kematian yang terjadi pada yang hari ini Minggu (05/4) di Desa Gintu, Kecamatan Lore Selatan.
Kumpulan orang yang datang melayat jenazah di rumah duka di Gintu itu juga tidak diperingatkan bahkan terkesan di biarkan sesuai kehendak atau kemauan masyarakat saja.
Terkait kumpulan orang pada acara kematian tersebut Camat Lore Selatan, Yan B Pemani yang berusaha dikonfirmasi Nuansa Pos Minggu (05/4) belum mengangkat telepon genggamnya.
Demikianpula Camat Lore Barat Ruli Labulu yang hendak dikonfrimasi soal pengawasan salah satu pintu masuk yang ada di wilayahnya juga belum mengangkat telepon genggamnya (NP05)