MOROWALI, Sulawesi Tengah- PT Vale Indonesia Tbk melakukan peletakan batu pertama (Ground Breaking) rencana pembangunan Smelter dengan pengolahan Nikel Rendah Karbon terintegrasi dengan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (PT BNSI), Blok Bahodopi, Kabupaten Morowali, provinsi Sulawesi Tengah.
Rencana pembangunan Smelter itu berada di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir. Sementara lokasi pertambangan PT Vale Tbk berada di Kecamatan Bungku Timur dan Bahodopi, yang merupakan kontrak karya yang sudah setengah abad lebih (50 Tahun lebih).
Untuk pembangunan smelter ini ditaksir akan menelan alokasi biaya investasi mencapai Rp37,5 triliun dengan kapasitas produksi diperkirakan 73 ribu ton per tahun, dan target pembangunan akan dapat diselesaikan kurun waktu 2,5 tahun.
Sungguh sangat luar biasa, apa yang di paparkan CEO PT Vale Tbk Febriani Eddy, saat menyampaikan sambutannya dari lokasi rencana pembangunan Smelter di Sambalagi yang dilakukan secara virtual dilokasi pelabuhan/jety di Desa Bahomotefe, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali.
Hal ini diharapkan segera terealisasi jangan lagi hanya janji-janji pemberi harapan palsu (PHP), cukup sudah setengah abad/ 50 tahun lebih warga Morowali di PHP menanti dengan sabar bahkan rela lahan warga yang masuk kontrak karya dijadikan lahan tidur.
Harapan ini juga disampaikan langsung Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan peletakan batu pertama (Ground Breaking) di desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Kabupaten Morowali, Propinsi Sulawesi Tengah.
“Saya berharap peletakan batu pertama ini akan diikuti dengan peletakan batu-batu berikutnya. Insyaallah bisa diselesaikan sesuai targetnya dalam waktu 2,5 tahun. Saya lihat kemampuan tim dan semangat yang ada, di mana proyek terlihat semuanya rapi dan tertata, saya yakin ini bagian dari manajemen yang baik,” ucap Airlangga dihadapan para Big Bos PT Vale Tbk, Jumat (10/02/2023).
Dikatakan ketua umum partai Golkar itu bahwa Smelter nikel Vale ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dan juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam.
Tentu hal ini akan mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33% pada 2030, dimana Pemerintah saat ini juga bahkan dunia secara global melakukan penghijauan (Green) untuk mengurangi emisi dan pemanasan global.
“Ini pabrik green smelter pertama yang saya lihat berbasis gas LNG. Kita berharap dukungan dari Komisi Energi (DPR RI) bahwa ini adalah green energy, green product, dan green mining. Indikator green economy itu mudah, kita lihat langitnya warna biru atau abu-abu. Kalau langit biru berarti sudah harmoni, hijau, dan baik. Tapi nanti menghasilkan dan dipanen kalau sudah menguning seperti padi disawah” urai Airlangga disambut tepuk tangan dan gelak tawa karena dinilai mengarah ke simbol partai besutannya yakni Partai Golkar.
Selain itu, Airlangga Hartarto juga berharap Proyek ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Tengah secara khusus dan Pulau Sulawesi pada umumnya serta dapat menyerap sekitar 12 ribu hingga 15 ribu tenaga kerja saat masa konstruksi dan sekitar 30 ribu tenaga kerja saat operasional.
“Diharapkan ada multiplier effect yang didapatkan masyarakat dari kegiatan ini, dan masyarakat bisa terlibat pada ekosistem pengembangan industri yang ada di Morowali,” harapnya.
Orang nomor satu di Partai Golkar itu yakin pertumbuhan ekonomi yang cepat akan diikuti kesejahteraan masyarakat, karena investasi artinya adalah lapangan kerja.
“Saya mengimbau agar korporasi mengirim sebanyak-banyaknya pemuda-pemudi di sekitar sini untuk pendidikan dan pelatihan, sehingga nanti bisa bekerja di perusahaan ini,” himbuhnya.
Dari lokasi jety Vale juga dilakukan groundbreaking Pelabuhan Bahomotefe blok Bahodopi yang ke depannya jika sudah beroperasi diharapkan akan bisa mendukung konektivitas antar wilayah sehingga mampu mengakselerasi rantai logistik bahan tambang yang sudah diberikan nilai tambah hilirisasi.
Selain Menko Perekonomian, turut hadir dalam kegiatan itu Menteri Perindustrian, Ketua Komisi VII DPR RI, Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah, DPRD Provinsi Sulawesi Tengah, Bupati Morowali, Unsur Forkopimda, Presiden Komisaris dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Chairman Shandong Xinhai Technology Co. Ltd. (Xinhai), dan Chairman Taiyuan Iron & Steel (Group) Co. Ltd (Tisco) serta CEO PT Vale Febriany Eddy.
Dari Bahomotefe di hadiri Wakil Bupati Morowali, para pimpinan OPD Pemda Morowali, Camat Bungku Timur, Camat Bahodopi, Kapolsek Bahodopi, Kapolsek Bungku Tengah/Bungku Timur, para kepala Desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh Pemuda dan undangan lainnya. Kegiatan berjalan lancar dan aman.
(PATAR JS)