Stabilisasi Harga, Juli 2019 Kota Palu Deflasi Hingga 0,68 Persen

0
440
Ir. Faizal Anwar, MT

PALU, NP – Dampak dari penurunan Tarif Angkutan Pesawat pada Juli 2019, Kota Palu mengalami Deflasi Hingga 0,68 Persen. Artinya kondisi indeks harga konsumen di Kota Palu selama Juli terbilang aman, ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, Ir. Faizal Anwar, MT saat merilis data strategis BPS, Kamis (1/8/2019), di kantor sementara BPS Sulteng di Jalan Moh. Yamin, Palu.
Secara rinci dijelaskannya melalui Kabid Statistik Distribusi BPS Sulteng, G. A. Nazer menyebutkan kelompok yang paling besar memberikan andil terhadap deflasi 0,68 persen pada Juli 2019, yakni kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan
sebesar 3,03 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan (0,96 persen), serta perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (0,32 persen). Sedangkan beberapa kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga yakni kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (1,82 persen), sandang (0,74 persen), kesehatan (0,17 persen), serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,01 persen).
“ Deflasi Kota Palu sebesar 0,68 persen disumbangkan oleh andil negatif kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,56 persen, kelompok bahan makanan sebesar 0,20 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,07 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dengan andil positif sebesar 0,10 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen, serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dengan andil positif di bawah 0,01 persen,” paparnya.
Disebutkannya, Sejumlah komoditas utama yang memiliki andil terhadap inflasi antara lain kenaikan harga pada komoditas ikan basah, biaya pendidikan dan kenaikan harga sayur (wotrtel-red).
Sedangkan beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi antara lain tarif angkutan udara (0,58 persen), cabai rawit (0,13 persen), ikan selar (0,09 persen), daging ayam ras (0,08 persen), seng (0,04 persen), tomat buah (0,04 persen), tomat sayur (0,02 persen), tempe (0,02 persen), ikan kembung (0,02 persen), dan bawang merah (0,02 persen).
Sehingga disimpulkan, Deflasi Kota Palu bulan Juli 2019 sebesar 0,68 persen menjadi satu-satunya capaian deflasi di bulan Juli dalam kurun tiga tahun terakhir.
Periode bulan Juli tahun 2017 dan 2018, Kota Palu mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen dan 0,20 persen. Perbedaan pola yang cukup signifikan di tahun ini utamanya disebabkan oleh cukup tingginya andil penurunan tarif angkutan udara dan subkelompok bumbu-bumbuan.
Sementara untuk Laju inflasi tahun kalender periode Desember 2018 hingga Juli 2019 sebesar 1,43 persen juga menjadi yang terendah bila dibandingkan periode yang sama di tahun 2017 dan 2018 dengan inflasi masing-masing sebesar 3,99 persen dan 3,43 persen.
Sedangkan inflasi year on year periode Juli 2018 hingga Juli 2019 sebesar 4,40 persen lebih tinggi dibandingkan inflasi year on year periode Juli pada tahun 2018 sebesar 3,77 persen, namun masih lebih rendah bila dibandingkan periode Juli tahun 2017 sebesar 4,87 persen.
Dari 82 kota pantauan IHK secara nasional, sebanyak 55 kota mengalami inflasi dan 27 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar 1,88 persen dan terendah di Kota Makassar sebesar 0,01 persen. Kota Tual mengalami deflasi tertinggi sebesar 1,55 persen, sementara Kota Gorontalo mengalami deflasi terendah sebesar 0,02 persen.
“ Kota Palu menempati peringkat ke-3 deflasi tertinggi baik nasional maupun di kawasan Sulampua,” jelasnya. (NP)


LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here