“Selain diskusi, kegiatan yang akan dipusatkan di Jalan Basuki Rahmat, Lorong Saleko Palu itu, juga akan disertai dengan pameran foto Jembatan Yondo MPamona Poso & Tentena Tempo Doeloe dan Patung Megalit 1920 ditambah pemutaran arsip film Jembatan Yondo Mpamona tahun 1929”
Palu NP – Kritik dan protes terhadap pembongkaran jembatan bersejarah Pamona sebagai aset budaya dan saksi sejarah perjalanan tana Poso tidak hanya berhenti sampai pada aksi yang dilakukan di tempat kejadian perkara.
Perlawanan terhadap kebijakan Pemerintah Poso yang telah di tuangkan dalam MoU antara Bupati Pos, Darmin Sigilipu bersama PT. Poso Energy sebagai pihak yang paling berkepentingan untuk pembangunan waduk sebagai penambah daya listriknya di wilayah perairan sungai Danau Poso itu, hingga berimbas dibongkarnya aset daerah itu, saat ini semakin melebar.
Jika sebelumnya digelar lewat demonstrasi ke rumah rakyat, DPRD Sulawesi Tengah maka pada hari ini Sabtu (30/11) dilakukan lewat diskusi bertajuk ‘Peduli Heritage’ di sertai diskusi tentang korban pembangunan yang dibawakan Aerkolog, Drs. Iksan Djorimi M.Hum dan Aktivis Karsa Institute, Jimmy Methusala.
Selain diskusi, kegiatan yang dipusatkan di Jalan Basuki Rahmat, Lorong Saleko, Palu itu juga disertai dengan pameran foto Jembatan Yondo MPamona Poso & Tentena Tempo Doeloe dan Patung Megalit 1920 ditambah pemutaran arsip film Jembatan Yondo Mpamona tahun 1929.
“Besok kegiatannya, kami akan diskusi dan memutar film kenangan tentang Yondo Pamona tempo dulu. Acaranya di Basuki Rahmat Palu, Sabtu tanggal 1, 2019,” jelas salah satu Pemantik kegiatan dan aktivis lingkungan, Jimmy Methusala kepada Nuansa Pos, Jumat (29/11) kemarin.
Selain mendapat dukungan dari banyak kalangan, kegiatan itu juga ikut didukung sejumlah sponsor dan sejumlah Forum NGO, antara lain, Aliansi Penjaga Danau Poso, SKP-HAM Solidaritas Pelanggaran HAM dan Komunitas Historia Sulawesi Tengah (NP05)