SIGI NP – Sejak dibangunnya tahun 2011 silam proyek SPAM Pasigala senilai Rp 700 miliar yang bersumber dari 2 kekuatan keuangan APBN dan APBD lewat perjanjian kerja sama antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota Nomor 24/NKB/D/2014, tertanggal 17 Desember 2014 ternyata belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat regional yang tinggal di wilayah Pasigala (Palu, Sigi, Donggala).
Mega proyek yang di garap oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi III (BWSS) pada Direktorat Jenderal Sumbar Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) itu agaknya mengalami mangkrak dan tidak dilanjutkan lagi.
“Kurang tau juga kapan proyek ini akan dilanjutkan lagi,” ungkap salah satu penjaga bak induk Pasigala kepada Nuansa Pos Selasa (17/3).
Sementara sejumlah sumber yang berhasil dihimpun media ini menduga, mangkraknya proyek tersebut dikarenakan pekerjaannya tidak merujuk pada rencana induk dimana desain pemenuhan airnya tidak dihitung secara cermat dan hati-hati.
”Kalau melihat pada kondisi yang ada, kemungkinannya proyek itu melenceng dari rencana induk yang ada. Kalau betul-betul diperhatikan tidak mungkinlah bisa jadi begitu,” duga sejumlah warga seragam.
Sedikit berbeda dengan pendapat warga, salah satu penjaga yang kembali ditemui media ini di areal bak induk di Desa Olobuju, Kecamatan Sigi Biromaru mengatakan.”Yang saya dengar ada pipa yang rusak waktu bencana alam,” tepis sang penjaga yang sengaja tidak disebutkan namanya.
‘Mangkrak’nya proyek itu sendiri sebenarnya tidak hanya menjadi sorotan warga sekitar proyek namun sudah menjadi perhatian publik bahkan bukan hanya satu dua kali dikunjungi oleh para pejabat dan perwakilan rakyat.
Sayangnya hingga berita ini dinaikan belum ada sedikitpun hasil menonjol yang dapat dilihat untuk penanganan lanjutan dari proyek tersebut (NP05)