MOROWALI NP – Dandim 1311 Morowali, Letkol Raden Yoga Raharja didampingi Kadishub Morowali Ir. Rizal Badudin mengaku kecolongan atas lolosnya 10 TKA asal Morosi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang masuk melintas wilayah Morowali menuju PT.GNI di Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
Menurut Dandim 1311 Morowali Raden Yoga Raharja, lolosnya ke 10 WNA tersebut bukan karena disengaja apalagi ‘main mata’ dengan pihak tertentu melainkan murni disebabkan karena miss komunikasi antar pihak Tim Satgas Covid 19 yang berjaga diperbatasan antara Morowali dan Sulawesi Tenggara.
“Sepuluh TKA yang melintas ke Morowali itu murni karena miss komunikasi, tidak ada faktor lain. Saya selaku Dandim sekaligus Ketua II Tim Satgas Covid 19 sudah ambil tindakan, mengamankan kesepuluh TKA tersebut ke kantor Imigrasi Morowali,” tegas Raden saat menggelar jumpa Pers di Aula Kodim 1311 Morowali (16/4) siang tadi.
Selain faktor miss komuinikasi, sinyalemen lain yang mengatakan masuknya para TKA itu ke Morowali karena ikut di back up oleh aparat juga dibantahnya.
Untuk membuktikan ketiadaan campur tangan atau back up dari petugas yang dimaksud, pihaknya kata Raden melakukan deportasi terhadap kesepuluh TKA yang dimaksud tersebut.
“Terhadap sepuluh TKA itu dilakukan deportasi,” jelasnya kepada sejumlah awak media yang ada ikut memantau lolosnya para TKA tersebut.
Lolosnya para TKA itu sendiri kata Dandim menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan kedepa. Olehnya, dia bersama semua komponen daerah lainnya berjanji akan lebih meningkat koordinasi agar hal serupa ini tidak terjadi lagi di wilayah Morowali khususnya.
“Melalui kesempatan ini saya memohon maaf, saya berjanji kejadian serupa ini tidak akan terulang lagi,” ujarnya.
Senada dengan Dandim hal yang sama juga diungkapkan Kadishub Morowali, Ir.Rizal Badudin.
Menurutnya, lolosnya ke 10 TKA asal Morosi melintas masuk ke wilayah Morowali menuju PT.GNI di Morowali Utara itu merupakan faktor miss komunikasi antara petugas tim satgas Covid 19 yang berjaga di wilayah kedua perbatasan tersebut.
Terjadinya hal ini menurut Rizal cenderung disebabkan karena faktor jaringan seluler yang tidak mendukung di wilayah itu.
Oleh karena itu, pihaknya mewakili Pemda Morowali sependapat dengan penjelasan yang disampaikan Dandim Raden Yoga Raharja untuk kembali melakukan deportasi terhadap ke 10 TKA yang sudah di amankan tersebut.
“ke 10 TKA itu langsung kita deportasi,” terangnya.
Atas kejadian tersebut, Rizal juga memohon maaf dan memastikan bahwa kejadian serupa pasti tidak bakal terulang lagi.
“Selaku Kadishub Morowali mewakili Pemerintah Daerah memohon maaf atas kejadian yang sempat meresahkan masyarakat ini. Kedepan sistem koordinasi akan lebih kami tingkatkan lagi sehingga pencegahan covid-19 di Morowali ini bisa berjalan sesuai harapan masyarakat,” pungkasnya.
Dibagian terpisah, Kepala Imigrasi Perwakilan Morowali, Wijaya yang dihubungi Nuansa Pos via WhatsAppnya memastikan, WNA yang dimaksud tersebut pasti akan dipulangkan ke negara asalnya.
“Akan di data kemudian dipulangkan ke negara asalnya,” ujarnya.
Pihaknya juga meminta kerjasama baik dari masyarakat, TNI-Polri maupun dari pihak Pemerintah Daerah untuk bersama sama melakukan pengawasan terhadap WNA yang masuk ke wilayah Morowali dan sekitarnya (TAR/NP05)