“Kepala Divisi SDM Bank Sulteng setuju pembakaran pipa di usut kembali”
Kepala Divisi SDM Bank Sulteng, Risdianto Iskandar setuju pelaku pembakaran pipa di usut kembali.
Poso NP – Proyek air bersih yang di garap adik Bupati Poso, Decky Sigilipu yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Sulteng Rp 343 juta tahun 2017/2018 di Kelurahan Bukit Bambu, Kecamatan Poso Kota Selatan, Poso Sulawesi Tengah gagal total.
Air yang harusnya mengalir hingga ke ujung pipa perumahan penduduk hanya bisa sampai ke titik 1.700 meter dari hitungan 3 Km dan tidak dilanjutkan lagi.
Sumber media ini mengatakan pekerjaan itu terpaksa dihentikan karena pipa yang sudah dipasang di bakar orang tak di kenal. Kasus pembakaran tersebut kabarnya sudah sampai ke tangan polisi namun kelanjutannya hingga kini masih buram dan misterius.”Pekerjaan itu terpaksa dihentikan dan dianggap cost mayor dan tidak bisa dilanjutkan karena pipanya dibakar,” jelas pelaksana teknis pekerjaan, Irawan Pelego.
Tentang pelaku pembakaran itu sendiri masih simpang siur, ada 2 versi dan dugaan yang beredar di tengah masyarakat. Bisa jadi di bakar masyarakat setempat dan bisa pula oleh orang suruhan penggarap proyek.
“Bagaimana mungkin orang sini yang membakar sementara mereka sangat membutuhkan masuknya proyek air bersih ke kampungnya,” sanggah Semuel Mangundap yang mengaku ikut mengetahui proses pekerjaan tersebut.
Hampir senada dengan Semuel, hal yang sama di ungkapkan mantan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Yan Pandeki dan Lurah Bukit Bambu, Herman Pontoh.
Menurut keduanya tidak boleh menuduh orang sembarangan, olehnya mereka setuju jika kasus itu kembali di usut oleh kepolisian.
“Pekerjaan itu sebenarnya salah dari awal karena baru sampai pada titik 1700 meter airnya sudah habis dan tidak ada yang bisa di sedot oleh mesinnya. Dan kalau di bilang masyarakat yang bakar, tidak mungkinlah,” jelas Yan Pandeki.
Senada dengan Yan Pandeki, Lurah Bukit Bambu, Herman Pontoh meminta tidak menuduh orang sembarangan. “Saya tau dan ikut terlibat dalam pekerjaan itu dan saya kira menuduh orang tidak boleh sembarangan apalagi kita tidak melihat dengan mata kepala sendiri,” ujarnya diplomatis.
Decky Sigilipu sebagai pihak yang paling bertanggungjawab dalam penyelesaian proyek tersebut belum bisa di hubungi. Nomor teleponnya untuk sementara tidak bisa di hubungi.
Kesulitan menghubungi Decky juga dialami oleh Kepala Cabang Bank Sulteng Poso, Mario Kabo.Padahal menurut Mario, komunikasi dengan Decky sangat di butuhkan untuk mengkoordinasikan perihal pekerjaan proyek tersebut.
“Terus terang saya juga kesulitan menghubungi dia, biar bagaimana kan kami perlu untuk mengkoordinasi dengan dia, tapi tidak bisa,” ungkapnya.
Kepala Cabang Bank Sulteng Poso, Mario Kabi menyesalkan kegagalan proyek yang harusnya bisa bermanfaat bagi kemasyalahatan masyarakat Bukit Bambu.
Kegagalan proyek garapan Decky Sigilipu itu sangat disesalkan banyak pihak termasuk Kepala Cabang Bank Sulteng Poso, Mario Kabo.”Padahal kami ingin sekali mereka yang ada di Bukit Bambu punya air bersih tapi kalau sudah begini terpaksa kami alihkan ke tempat lain,” tukasnya.
Sementara kepala Divisi SDM Bank Sulteng, Risdianto Iskandar mengatakan, sedianya proyek itu akan dikerja oleh Irawan Pelego namun karena tidak memiliki perusahaan sehingga proyek itu kemudian diberikan kepada Decky Sigilipu. Risdianto juga setuju jika pembakaran yang kemudian dijadikan sebagai alasan terbengkalainya proyek tersebut di usut kembali.”Sebagai pemberi dana kami setuju jika kasus itu di usut biar jelas permasalahannya,” ungkapnya (NP05)