Kepala Dinas Provinsi Sulteng, I Nyoman Sariadijaya
PALU NP – Tahun 2020 ini, penataan kembali aset sudah tidak layak pakai milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di lokasi Festival Danau Poso (FDP) yang ada di Kelurahan Pamona, Kecamatan Pamona Puselemba, Kabupaten Poso sudah memasuki tahap pembenahan yang nantinya akan dijadikan sebagai tempat kunjungan bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Sebagai langkah awal dari rencana tersebut di lokasi itu pemerintah lewat Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah sudah membangunkan 1 unit Tourist Information Centre (TIS) sebagai persiapan pelayanan informasi bagi pengunjung termasuk pembangunan pagar keliling ditambah 2 gapura yang dimaksudkan sebagai pengamanan dari asset-asset yang ada didalamnya.
Gerbang masuk lokasi FDP Tentena
Selain pagar, TIS dan gapura dalam lokasi itu pemerintah lewat usulan anggaran APBN juga akan membangunkan sejumlah bangunan-bangunan lain seperti Plaza Kuliner ditambah sarana jalan bagi pejalan kaki dimana diatasnya terdapat para-para untuk tanaman merambat sebagai peneduh yang ditopang oleh deretan tiang-tiang di sisi kiri kanan jalan (Paragola) dan lampu penerangan keliling, sarana air bersih, toilet umum serta panggung permanen sebagai tempat pertunjukkan seni dan budaya pada setiap event yang diselenggarakan di lokasi tersebut.
Rumah-rumah adat yang sudah tidak layak akibat mitigasi nanti akan dibongkar dan dilelang sesuai standar kelayakannya.
“Dilokasi itu kami akan bangunkan juga lampu penerangan keliling, sarana air bersih, toilet umum, jalan pedistrian & plaza kuliner disamping fasilitas lain yang akan diusulkan lewat dana APBN,” jelas Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulteng, I Nyoman Sariadijaya kepada Nuansa Pos yang menemui diruang kerjanya Senin (3/2) kemarin.
Ditanya soal rumah-rumah adat adat yang saat ini sudah rusak akibat mitigasi menurut Nyoman akan dibongkar dan dilelang dengan harga sesuai tingkatannya.
“Bangunan-bangunan atau rumah-rumah atau bangunan yang sudah rusak akan dibongkar dan dilelang,” tutupnya.
Terkait pembenahan dan rencana pembangunan sarana dan fasilitas lokasi FDP itu. Salah satu Tokoh Masyarakat Adat dan Rohaniawan, Tentena Kecamatan Puselemba, Kabupaten Poso Pdt. Yombu Wuri mengapresisinya sebagai salah satu tindakan cemerlang yang menurut dia pantas didukung oleh semua pihak.
Perangkap sidat (Karamba) sungai Danau Poso, salah satu mata pencaharian masyarakat tradisional Tentena sebagai objek photography dan wisata wisatawan mancanegara.
“Ini patut diapresiasi sebagai langkah maju yang selama ini belum pernah dilakukan oleh kepala-kepala dinas sebelumnya. Saya juga senang, lokasi FDP yang tadinya mubazir dan menimbulkan anggapan-anggapan negatif itu saat ini sudah dipagari sehingga tidak bisa leluasa dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak baik,” ungkapnya mengapresiasi.
Pakaian tradisionil masyarakat sekitar Tentena tepatnya di Lembah Bada, Tampolore.
FDP sendiri sebenarnya merupakan sebuah lokasi di pinggiran Danau Poso Tentena yakni sebuah kota kecil ber-udara sejuk, terletak sekitar 54 Km sebelah Tenggara dari Ibu Kota Kabupaten Poso atau sekira kurang lebih 258 Km dari Ibu Kota Provinsi Palu, Sulawesi Tengah.
Ada beberapa opsi untuk mencapai wilayah ini, yang pertama lewat jalur darat dari Palu langsung menuju Tentena selama kurang lebih 6 jam perjalanan.
Yang kedua menggunakan jasa transportasi udara dari Ibu Kota Palu menuju Bandara Kasiguncu Poso kemudian dilanjutkan dengan roda empat sekira 2 jam lama perjalanannya.
Pantai Siuri Danau Poso, lokasi favorit tempat pemandian dan berjemur baik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Di awal pembangunannya tahun 1991 lokasi ini sebenarnya menjadi pusat kegiatan dan pertunjukan budaya dari semua Kabupaten dan Kota yang ada di Sulawesi Tengah.
Namun pada perjalanan dan akibat regulasi pusat, lokasi itu kemudian lepas perhatian dan tidak dimanfaatkan lagi oleh karena festival yang tadinya dipusatkan di lokasi FDP Tentena itu berubah dimana pelaksanaannya kemudian dipindahkan di wilayah Kabupaten / Kotanya masing-masing.
Salah satu peninggalan suku ras Austronesia, patung megalieth purba 2500-3500 tahun yang dapat dilihat hanya dengan berkendara sekitar 2 jam dari Tentena.
Luas wilayah Tentena sendiri berkisar 82.49 km2 yang sekililingnya di bentengi oleh pegunungan Celebes dan sejumlah sungai yang mengalir di kaki-kaki gunung serta beberapa air terjun seperti Wera Saluopa, Tindoli, Tonusu, dan Tancueni. Kehidupan masyarakat adat di wilayah ini masih sangat tradisional, terbuka dan murah senyum baik dalam sapa maupun dalam tata krama terutama saat menyambut para tamu yang berasal dari luar daerahnya (NP05)