Pengrusakan Situs Purbakala di Lembah Behoa, Poso Sulawesi Tengah Dikecam Keras Anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia

0
603

Meriba Suade : “Warisan leluhur kita hanya dianggap sebagai mainan”


Poso, Nuansapos.com – Pengrusakan benda purbakala dengan cara di coret dan dibakar di Lembah Behoa, Kecamatan Lore Tengah, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah mendapat kecaman keras dari pemandu wisata, anggota Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Meriba Suade.

Dalam keterangan tertulis yang dikirimnya ke redaksi media ini, Meriba mengatakan, akhir-akhir ini warisan leluhur berupa tinggalan megalitikum di Sulawesi Tengah hanya menjadi mainan dan dianggap tidak memiliki nilai di kalangan masyarakat tertentu.

Meriba Suade

Hal ini terjadi kata Meriba karena kurangnya sosialisasi dan lemahnya pengawasan dari pemerintah dan instansi terkait terhadap objek yang dimaksud.

Mandulnya penerapan UU Perlindungan Cagar Budaya juga menjadi sebab semakin mewabahnya tradisi pengrusakan terhadap situs di Sulawesi Tengah.

“Saya lihat warisan leluhur kita hanya jadi mainan karena kurangnya sosialisasi dari pemerintah termasuk dari pihak perlindungan cagar budaya dan instansi dinas pariwisata Sulawesi Tengah.
Disatu sisi Gubernur begitu semangat menggaung-gaungkan Sulawesi Tengah sebagai negeri 1000 megalith tapi di satu sisi, megalith-megalithnya justru di rusak dan hanya dianggap sebagai mainan saja. Ini perlu ketegasan dan tindakan yang sifatnya melindungi,” tegas Meriba yang juga adalah anggota dan narasumber di jajaran pengurus Geopark Maros, Pangkep Sulawesi Selatan, Minggu (12/03/23).

Patung menyerupai kepala Kerbau, korban vandalisme di Desa Hanggira, Lore Tengah.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, Diah Agustiningsih Entoh yang dimintai tanggapannya mengatakan turut prihatin dan meminta melaporkannya ke pihak yang berwajib.
“Laporkan kpd yg berwajib.Turut prihatin,” ujarnya lewat pesan WA kepada media ini seraya menambahkan perihal ini merupakan tanggungjawab Dinas Kebudayaan.
”Dinas Kebudayaan harus paling berperan menjaga warisan budaya,” tukasnya.

Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah yang dikonfirmasi media ini berjanji akan menindaklanjuti pengrusakan tersebut.

“Segera kami tindaklanjuti,” tegas Rahman, Sekretaris Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.

Tinggalan berupa batu purbakala di Situs Watunongko yang pernah menjadi korban vandalisme di lembah Napu.

Vandalisme terhadap benda-benda purbakala di Sulawesi Tengah sebenarnya bukan baru kali ini terjadi.

Sebelumnya, Arca megalith Palindo di Padang Sepe lembah Bada dan arca menhir di Desa Watutau serta tinggalan purbakala di situs Watunongko Lembah Napu juga pernah di rusak oleh oknum tak bertanggungjawab.

Jika tidak ada ketegasan dari pemerintah vandalisme dipastikan akan kembali terjadi pada situs-situs yang lain.

Sayangnya karena tidak adanya ketegasan sehingga kejadian seperti itu kembali terjadi dan dipastikan akan terus terjadi dan menimpa peninggalan-peninggalan lain yang tersebar di Sulawesi Tengah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here