PALU NP – Guru-guru SMA Untad Labschool yang di pecat oleh Rektor Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Mahfudz MP akhirnya melaporkan tindakan rasis orang nomor satu di Untad itu ke Presiden RI, Menteri Dikbud, dan Kepala Ombudsman RI. Tindakan rasis serta pemecatan yang cacat prosedur menjadi alasan pelaporan itu.
Guru yang meminta namanya tidak di sebutkan itu berharap Presiden Jokowi, Mendikbud Nadiem Makarim, dan Ombudsman dapat memberi pertimbangan dan keputusan untuk mencopot Prof Mahfud dari jabatannya sebagai Rektor di Univeristas tersebut.
Selain mematikan sumber nafkah bagi mereka dan keluarganya, pemecatan tanpa sebab itu oleh kelima guru itu juga dinilai inprosedural serta diduga mengandung unsur bernuansa Sara. “Ada 4 orang guru Kristen yang di berhentikan dengan penilaian yang sebelumnya sudah di kondisikan oleh Rektor. Apa karena agama yang kami anut sehingga kami tidak dibolehkan mengajar di sekolah Labschool tersebut?” sergah sumber dengan nada heran.
Pemecatan yang menurut sumber telah di kondisikan itu sendiri kata sumber karena pemberhentiannya di atur oleh Rektor bersama Zakiyah yang saat itu menjabat Direktur Pusat Bisnis Untad.
Setelah muncul permasalahan Zakiyah tambah sumber langsung di beri penghargaan dan jabatan yang lebih prestisius sebagai Sekretaris LPPMP Untad. “Kasihan di saat negeri ini sedang mengalami krisis toleransi masih saja ada pemimpin Universitas yang justru bersikap intoleransi dan rasis. Kekuasaan di gunakan untuk menghantam kami orang kecil yang kebetulan berbeda agama. Harapan kami, semoga dengan kekuasaan yang di punyai Mendikbud bisa mencopot Profesor Mahfud yang telah sewenang-wenang itu,” jelas sumber sesuai yang termaktub dalam rilis yang dikirimnya kepada Redaksi media ini.
Masih sekaitan dengan pemecatan itu, sumber yang kemudian dihubungi lewat sambungan telepon menduga jika pemecatan itu ada hubungan dan campur tangan anak tertua Prof Mahfud yaitu Ahmad Suaib.
Saat menjelang akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020 Ahmad Suaib yang adalah juga mantan siswa di sekolah itu beberapa kali datang ke SMA Labschool dan sesumbar mengatakan kalau ada guru-guru yang tidak lama lagi akan di berhentikan. “Ahmad Suaib pernah bilang dia bisa memberhentikan guru hanya dengan bilang ke bapaknya pasti akan langsung di berhentikan. Kami di sampaikan sama siswa lain dan ternyata itu terbukti” ujarnya.
Para korban yang kini di landa kebingungan karena kehilangan pekerjaan itu juga menyayangkan langkah Rektor yang memecat mereka tanpa memberikan surat peringatan dan evaluasi.
Olehnya diharapkan laporan resmi yang sudah di kirimkan ke Presiden dan Mendikbud serta Ombudsman itu dapat di tindak-lanjuti dengan memberhentikan Prof Mahfud dari jabatannya sebagai penguasa di Untad. “Semoga petinggi negeri ini mendengar jeritan hati kami guru-guru yang di berhentikan semena-mena oleh penguasa di Kampus Untad,” harapnya.
Sementara Rektor Untad, Prof Mahfud yang dikonfirmasi media ini belum memberikan tanggapannya.Pesan yang dikirim lewat aplikasi whatsAapnya belum dibalasnya (NP05)