Paling kiri diduga pemilik akun Bento Koko staf BPBD Poso
POSO NP – Ditengah kedukaan yang dirasakan akibat kehilangan salah satu anggota keluarganya yang meninggal tertimbun lumpur akibat hantaman banjir bandang di Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso 3 Maret 2020 lalu.
Salah satu staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso malah mengeluarkan kata-kata penghinaan yang akhirnya menyulut kemarahan keluarga korban.
Situasi pencarian korban tanpa alat berat
Kronologi penghinaan staf BPBD Poso yang diunggahnya lewat akun Fb bernama Bento Koko itu sendiri bermula saat dia menanggapi sebuah pemberitaan tentang situasi lapangan yang ikut menyebut nama OPD BPBD tempat dia bekerja didalamnya.
Kondisi lapangan dimana tim BPBD Poso saat menunggu kedatangan alat berat yang nanti datang setelah 4 hari korban terbenam dalam lumpur dan tumpukan kayu.
Bukannya melakukan klarifikasi melalui jalur resmi ke redaksional, staf itu malah mengeluarkan kata-kata menyinggung dan meminta agar salah satu keluarga korban sebaiknya turun ke Poso yang nantinya akan diberikannya sejumlah uang yang ditariknya dari sisa uang perjalanan (SPPD)nya selama dia ditugaskan beberapa hari di lokasi bencana tersebut.
“Rajal cuma mo minta uang soalnya uang kulit so habis.Makanya ana suruh ke Poso biar nanti ana yang kase uang” demikian intisari dari komentar staf tersebut yang diunggahnya dalam sebuah pembicaraan bersama beberapa rekannya.
Ocehan staf tersebut tak ayal membuat keluarga besar korban marah dan berencana akan turun ke Posko BPBD Poso yang ada di Lengkeka untuk mempertanyakannya.
Akibat lambatnya alat dikirim dari Poso ratusan masyarakat yang sebagian besarnya adalah rumpun keluarga suami korban harus menggeser batu-batu di lokasi kejadian dengan air mata.
“Ini sebuah penghinaan besar yang tidak dapat kami terima, walaupun kami tidak punya apa-apa tapi kami masih mampu membiayai proses evakuasi hingga pemakaman kakak kami tapi jangan kasian kami terlalu di hinah seperti itu,” ungkap Wirdayanti, salah satu keluarga korban kepada Redaksi Media ini.
Sementara Camat Lore Barat, Ruli Labulu sangat menyesali tindakan staf BPBD tersebut. “Aduh, orang sementra berduka koq bisa begitu perkataannya nanti saya sampaikan ke pimpinannya Pak Noldi Tobondo untuk di cross check siapa orangnya,” ujarnya seraya menghimbau agar keluarga korban bersabar dan berusaha menahan diri serta menyerahkan penanganannya ke pihaknya (NP05)