Empat Orang Petani Di Poso Tewas Dibantai Secara Sadis

0
719

“Apakah Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Serius Selesaikan Kelompok Sipil Bersenjata Di Poso”

POSO, Nuansapos.com – Kembali sebuah peristiwa berdarah terulang lagi di tanah Bumi Sintuwu Maroso. Tersiar kabar ada empat orang petani warga Desa Kalimago Kecamatan Lore Timur, yang merenggang nyawa dengan cara sadis di tangan para pelaku, Kelompok Sipil Bersenjata (KSB).


Adanya kejadian ini, sontak menuai tanggapan dari sejumlah kalangan warga Kabupaten Poso, baik itu datang dari tokoh masyarakat dan tokoh agama, kaum intelektual/akademisi atau pun warga masyarakat sipil biasa, yang prihatin pasca mengetahui anggota KSB di Poso kembali beraksi dan telah membunuh empat orang petani sekaligus hanya dalam hitungan jam.

“Yang menjadi pertanyaannya, apakah benar pemerintah pusat, maupun daerah (Provinsi dan Kabupaten.red),benar-benar serius ingin menyelesaikan keberadaan KSB Poso atau tidak. Hal ini bukan tanpa alasan, faktanya, selain telah berpuluh tahun lamanya digelar operasi pengejaran dan penumpasannya, disusul pula telah beberapa kali berganti sandi operasi yang disematkan, persoalan KSB ini, juga tak kunjung tuntas. Ironisnya lagi, walau pun diketahui mereka tinggal kurang dari sepuluh orang, tapi kelompok ini masih tetap bisa melancarkan aksi sadisnya di tengah kepungan ratusan anggota Satgas operasi Madago Raya.” Tutur sumber seorang tokoh masyarakat yang tidak mau disebut.

Masih ditambahkan dari sumber berbeda peristiwa sadis seperti ini sudah terjadi berulang, di tengah penanganan baik oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, hasilnya tidak tuntas alias nihil, sebagai bukti, tragedi berdarah terulang lagi, kali ini empat warga Desa Kalimago yang jadi Korban.

“Penanganan Poso Kelihatan sangat membutuhkan figur kebapaan atau orang tua yang memiliki rasa tanggung jawab menangani keluarganya. Figur yang dimaksud adalah seorang Mokole Bangke atau orang tua yang didengar ucapannya, karena dalam sejarah to Pamona memiliki Mokole Bangke yang bertanggung jawab menyelesaikan dan menangani persoalan masyarakat termasuk dalam menjamin rasa keamanan masyarakat saat dalam beraktifitas.” Ucap sumber dari seorang akedemisi yang juga tak mau disebut.

“Dibutuhkan peran langsung pemerintah daerah Poso untuk melakukan langkah komunikasi di tingkat pemerintah pusat termasuk upaya persuasif terhadap pihak kelompok dan jangan hanya selalu
mengutamakan cara penindakan, yang pada akhirnya hanya memperpanjang rasa dendam.” saran sumber seorang warga Poso dari tanah rantau.

Mengutip surat terbuka dari tokoh agama Kristen Poso Pdt Rinaldi Damanik yang khusus ditujukan kepada Presiden RI Joko Widodo :

Melansir laman kumparan.com, Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol Didik Supranoto, yang dihubungi membenarkan adanya 4 orang petani warga Desa Kalimago yang tewas dalam sebuah penyerangan diduga dilakukan oleh anggota Kelompok Teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

“Benar, kejadiannya tadi pagi Selasa (11/5), sekitar pukul 07.30 WITA. Awalnya, Satgas Madago Raya temukan 2 orang. Selanjutnya dalam penyisiran ditemukan lagi 2 orang, dalam keadaan meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto, Selasa (11/05/2021).

Didik mengatakan, untuk dua korban lainnya ditemukan jarak sekitar 200 meter dari lokasi pertama ditemukannya 2 korban. Dengan inisial korban masing-masing MS (52), SS (61), P dan L.

Didik menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi bahwa saat itu saksi bersama 2 rekannya lainnya sedang beraktivitas di kebunnya. Selanjutnya didatangi 5 orang tak dikenal, yang menurut saksi salah satunya mirip Qatar, anggota MIT.

Didik mengatakan, sebelum 5 OTK tersebut mendekat, saksi langsung melarikan diri ke kampung dikarenakan ketakutan. Selanjutnya melaporkan kejadian tersebut kepada aparat keamanan setempat, yaitu Polsek dan Satgas Madago Raya.

Sekitar pukul 10.15 WITA, personel dari Satgas Madago Raya bersama dengan Polsek setempat melakukan pengecekan ke lokasi kejadian, di mana ditemukan juga 2 warga Kalimago dalam keadaan meninggal dunia dengan kondisi satu jenazah terputus kepalanya.

“Saat ini TNI Polri masih melakukan pengejaran kepada kelompok tersebut. Sementara keempat jenazah telah dievakuasi,” katanya.

Kronologi aksi pembunuhan 4 warga Desa Kalimago :

Pukul 07.00 WITA : Saksi yang merupakan warga Desa Kalimago berangkat ke kebun. Sebelum tiba di kebunnya, saksi melihat anggota MIT yang dipimpin Qatar bersama 4 orang lainnya mengarah ke kebun milk saksi.

Karena saksi hafal wajah Qatar, kelompok MIT Poso itu, maka ia langsung melarikan diri. Kemudian sempat singgah di Pondok salah satu korban untuk mengajak lari, namun dijawab oleh salah satu korban tidak usah lari itu bukan MIT. Itu paling aparat.

Pukul 09.00 WITA : Saksi tiba di Desa Kalimago, langsung menyampaikan kepada warga kemudian warga langsung menghubungi petugas. Kemudian petugas yang ada di wilayah setempat langsung merapat ke TKP serta menghubungi anggota Satgas Madago Raya yang tengah berada di wilayah Napu.

Pukul 10.00 WITA : Petugas ditemani warga merapat ke TKP dan sampai di kawasan perkebunan warga korban MIT, terdapat satu motor Vega R milik saksi, yang rencananya diduga akan dibakar oleh kelompok MIT.

Pukul 11.00 WITA : 2 orang anggota Densus 88, bersama satu orang anggota Polsek Napu didampingi warga mengecek Pondok milik korban MS dan mendapati Korban MS dengan luka kepala terpisah dengan badan di dalam pondok kebunnya. Dan korban lainnya inisial SS terdapat tergeletak di depan pondok kebun dengan luka digorok di leher tidak putus.

Pukul 11.20 WITA : Pasukan gabungan TNI Polri yang tergabung dalam Satgas Madago Raya tiba di TKP dan masuk menutup jalan yang di perkirakan dilewati oleh kelompok MIT tersebut.

Pukul 13.40 WITA : Helikopter milik TNI tiba di TKP untuk mengevakuasi Korban di Perkebunan Puho, pondok perkebunan korban SS.

Pukul 13.45 WITA : Proses evakuasi korban selesai menuju lapangan bola Desa Kalimago.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here